Jombang, 14 Agustus 2024 – Pencalonan pasangan Mundjidah Wahab-Sumrambah untuk kembali maju dalam Pilkada Jombang 2024 sebagai calon bupati dan wakil bupati ternyata memicu reaksi beragam di kalangan netizen. Mundjidah Wahab, yang akrab disapa “Mbah Mun,” bersama Sumrambah, menjadi sorotan tajam di media sosial. Banyak netizen melontarkan kritik pedas terkait rekam jejak keduanya selama menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jombang periode 2018-2023.
“Mbah Mun Sudah Terlalu Tua, Lebih Baik di Rumah Momong Cucu”
Salah satu komentar yang cukup mencuri perhatian datang dari seorang netizen yang menilai bahwa Mundjidah Wahab, yang kini berusia lanjut, sebaiknya menghabiskan waktu bersama keluarga daripada kembali maju dalam pilkada. “pon mbah, wancine momong putu, kersane sing enom-enom mawon ben kerjane sat-set, (sudah nek, waktunya bersama cucu, biar yang muda saja lebih sat-set) ,” tulis seorang pengguna Facebook yang disukai netizen lainnya.
Komentar ini menggambarkan kekhawatiran sebagian masyarakat tentang kemampuan fisik dan kesehatan Mundjidah Wahab untuk mengemban tugas sebagai bupati di usianya yang sudah lanjut.
“Tidak Punya Prestasi, Jalan Banyak yang Rusak”
Tak hanya masalah usia, netizen juga menyoroti kinerja pasangan Mundjidah-Sumrambah selama lima tahun terakhir. Beberapa di antaranya menyebut bahwa tidak ada prestasi yang signifikan selama mereka memimpin Jombang. “Selama ini saya nggak lihat ada perubahan berarti. Jalan-jalan di Jombang masih banyak yang rusak, fasilitas kesehatan minim, dan janji-janji mereka nggak ada yang terealisasi,” tulis seorang netizen di facebook.
Keluhan tentang infrastruktur yang rusak dan fasilitas publik yang tidak memadai menjadi salah satu topik panas dalam diskusi online ini. Banyak yang merasa bahwa pemerintahan Mundjidah-Sumrambah gagal dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
“Janji Seragam Gratis Tak Direalisasi”
Janji-janji politik yang tidak terpenuhi juga menjadi sasaran kritik. Beberapa netizen mengingatkan kembali tentang janji seragam gratis yang pernah diusung Mundjidah-Sumrambah dalam kampanye mereka sebelumnya, namun menurut mereka tidak pernah direalisasikan. “Dulu janji seragam gratis untuk sekolah-sekolah, mana buktinya? Janji tinggal janji, sudah waktunya mereka diganti,” tulis netizien lainnya dengan nada sinis.
Kekecewaan ini menggarisbawahi pentingnya bagi para pemimpin untuk menepati janji-janji politik mereka, karena publik semakin kritis dan mudah mengingat janji-janji yang tidak dipenuhi.
“Bikin Acara Pemecahan Rekor MURI, Orang Tua Terbebani”
Netizen juga menyentil kebijakan pemecahan rekor MURI yang sering dilakukan oleh Mundjidah-Sumrambah selama masa jabatan mereka. Banyak yang merasa bahwa acara-acara tersebut hanya menjadi ajang formalitas yang tidak memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. “Masa jabatannya diisi dengan acara-acara pemecahan rekor MURI yang memberatkan orang tua murid. Mana manfaatnya buat kita? Hanya buang-buang uang dan waktu,” kata seorang pengguna Facebook, yang mengaku merasa terbebani dengan kebijakan tersebut.
Komentar-komentar seperti ini menunjukkan ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap kebijakan yang dianggap hanya bersifat seremonial dan tidak berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.
Dinamika Pilkada Jombang 2024: Netizen Siap Mengawasi
Respon negatif dari netizen ini mencerminkan ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap kinerja Mundjidah Wahab-Sumrambah selama periode kepemimpinan mereka. Meski demikian, masih ada juga netizen yang memberikan dukungan, namun jumlah mereka terlihat lebih sedikit dibandingkan dengan kritikan yang muncul.
Dengan pencalonan kembali Mundjidah Wahab-Sumrambah dalam Pilkada Jombang 2024, pasangan ini harus siap menghadapi sorotan tajam dari publik yang semakin kritis. Netizen kini menjadi salah satu pengawas paling aktif dalam proses demokrasi, dan suara-suara mereka akan menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan arah dukungan dalam pilkada mendatang.
Pilkada Jombang 2024 sepertinya akan menjadi ajang yang penuh tantangan bagi Mundjidah Wahab dan Sumrambah, terutama jika mereka tidak mampu merespon kritik yang dilontarkan oleh publik dengan solusi yang konkret dan nyata.
Penulis: [ahmad mohamad]
Editor: [MAM]